Kampung Indonesia di Makkah: Diplomasi Keumatan Menuju Haji dan Umrah yang Bermartabat
Jakarta, Dalam langkah bersejarah yang memadukan kepentingan diplomatik dan kemaslahatan umat, Pemerintah Indonesia mengumumkan rencana pembangunan Kampung Indonesia di Makkah. Inisiatif ini dinilai sebagai terobosan visioner oleh Presiden Prabowo Subianto dalam upaya menciptakan pelayanan haji dan umrah yang lebih layak, efisien, dan bermartabat bagi jemaah asal Indonesia.
sumber foto : Jemaah haji dari berbagai negara melakukan Tawaf Ifadah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, 9 Juni 2025. Antara/Andika Wahyu
Presiden Prabowo menunjukkan pendekatan diplomasi luar negeri yang tidak hanya berorientasi geopolitik, tetapi juga berbasis keumatan. Menyadari bahwa Indonesia merupakan negara pengirim jamaah haji dan umrah terbesar di dunia, langkah ini dipandang penting untuk meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam peta kebijakan pelayanan haji di Arab Saudi.
Menteri Agama, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, menegaskan bahwa pembangunan Kampung Indonesia merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk menghadirkan ekosistem pelayanan haji dan umrah yang berdaulat, profesional, dan manusiawi. Kawasan ini nantinya akan menjadi enklave peradaban haji Indonesia—sebuah kompleks terpadu yang menyediakan kebutuhan dasar hingga pendukung ibadah, seperti akomodasi, konsumsi, logistik, layanan kesehatan, dan edukasi manasik dalam satu kawasan yang terintegrasi.
Lebih jauh, Kampung Indonesia diharapkan dapat menjawab tantangan klasik yang dihadapi jamaah—seperti keterbatasan hotel yang representatif di sekitar Masjidil Haram, biaya tinggi yang tak sebanding dengan layanan, serta minimnya kontrol terhadap standar pelayanan.
Inisiatif ini juga mendapat dukungan luas dari berbagai elemen umat, termasuk ICMI dan AMPHURI, yang selama ini konsisten memperjuangkan sinergi antara ilmu pengetahuan, pelayanan publik, dan profesionalisme penyelenggaraan ibadah. Kampung Indonesia disebut sejalan dengan semangat moderasi Islam Indonesia dan bisa menjadi wajah diplomasi umat yang elegan di Timur Tengah.
Lebih dari sekadar infrastruktur fisik, pembangunan ini menyiratkan visi besar: membangun martabat jamaah dan menghadirkan negara secara nyata dalam pelayanan ibadah. Ditekankan pula bahwa keberhasilan proyek ini bergantung pada tata kelola yang akuntabel dan berkelanjutan, bukan semata pembangunan fisik semata.
Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, penyelenggara haji-umrah, institusi pendidikan Islam, dan organisasi masyarakat sipil agar Kampung Indonesia benar-benar menjadi warisan lintas generasi yang membawa manfaat luas bagi umat.
Sebagaimana pesan almarhum Prof. Dr. B.J. Habibie, “teknologi dan peradaban harus berjalan seiring dengan iman dan akal sehat.” Maka Kampung Indonesia di Makkah adalah lebih dari sekadar bangunan—ia adalah simbol peradaban, pelayanan umat, dan diplomasi yang membela hak para tamu Allah dengan bermartabat.
Kampung Indonesia adalah milik kita semua. Mari bersama mendukung dan mengawal inisiatif mulia ini untuk masa depan haji dan umrah Indonesia yang lebih baik
