Kemenag Respon Nota Diplomatik Dubes Saudi
Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) RI merespons secara resmi catatan pelaksanaan ibadah haji 2025 yang disampaikan oleh Duta Besar Arab Saudi. Dalam pernyataannya, Staf Khusus Menteri Agama, Hilman Latief, menyampaikan apresiasi dan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kerajaan Arab Saudi, khususnya Kementerian Haji dan Umrah Saudi, atas kerjasama erat dan dukungan penuh terhadap misi haji Indonesia di lapangan.
Sumber foto channer youtube metro TV
"Kami sangat mengapresiasi kerja sama yang begitu erat. Berbagai persoalan yang muncul berhasil kita tangani bersama dengan baik," ujar Hilman.
Soal Perbedaan Data dan Mixing Manifest Penerbangan
Salah satu isu utama yang disorot adalah adanya perbedaan data jemaah dalam sistem e-Hajj dan Siskohat, serta ketidaksesuaian manifest penerbangan. Hal ini sempat memicu kegaduhan karena ditemukan perbedaan nama jemaah dalam satu pesawat, bahkan ada jemaah yang berbeda kloter namun berada dalam penerbangan yang sama.
Hilman menjelaskan, situasi tersebut terjadi karena adanya perubahan mendadak pada daftar jemaah, seperti jemaah yang batal berangkat akibat sakit atau wafat, sehingga posisinya digantikan oleh jemaah cadangan. Selain itu, terkadang petugas haji baru bisa dimasukkan pada menit-menit akhir, yang menyebabkan perubahan data dalam sistem.
“Kami tidak bisa membiarkan pesawat terbang dengan banyak kursi kosong. Karena itu, tim kami di embarkasi melakukan penggantian secepat mungkin, dan setiap malam dilakukan rekonsiliasi data oleh tim PHU dan BIKSah bersama Kementerian Haji dan pihak syarikah,” jelas Hilman.
Pergeseran Jemaah dari Madinah ke Makkah
Catatan lainnya berkaitan dengan proses pemindahan jemaah dari Madinah ke Makkah yang dinilai tidak sesuai prosedur. Menurut Hilman, pergeseran tersebut sebenarnya menyasar sebagian kecil jemaah dalam satu kloter yang berbeda perusahaan penyedia layanan (syarikah). Hal ini menjadi tantangan tersendiri, mengingat akses menuju Makkah sebelum puncak haji sangat ketat dan hanya dapat difasilitasi oleh syarikah yang ditunjuk.
“Ada yang harus menunggu satu hingga dua hari. Tapi semua itu dilakukan dengan komunikasi intensif bersama Kementerian Haji dan syarikah. Kami tidak pernah memindahkan jemaah tanpa persetujuan resmi dari otoritas Saudi,” tegasnya.
Hilman menambahkan, dalam situasi semacam itu, kendaraan yang disediakan oleh Daker Madinah atau misi haji Indonesia seperti mobil HIS dan minibus dimanfaatkan untuk mendukung mobilisasi jemaah.
Kemenag Pastikan Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan
Menutup pernyataannya, Kemenag menegaskan komitmennya untuk terus melakukan evaluasi terhadap proses haji dan berkolaborasi erat dengan seluruh mitra, baik dari dalam maupun luar negeri, demi memastikan pelayanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia.
“Kita sudah melewati berbagai dinamika dengan baik, dan alhamdulillah saat ini jemaah juga sudah mulai kembali ke tanah air dengan selamat,” pungkas Hilman.
sumber channel youtube metro TV